Senin, 13 Februari 2012 0 komentar

Ada Sebuah Doa ..

13.00 Wib, di atas kasur milik adik kedua ..

Ada sebuah doa yang saya suka. Setiap kali saya membacanya, haru yang dirasa tak pernah berkurang. Jika boleh mengurutkan urutan letaknya, boleh lah ia mendapatkan posisi kedua setelah posisi doa pertama ditempati oleh kedua orangtua saya, khususnya sang mama.

Ada sebuah doa yang indah yang saya suka. Walaupun belum pernah terlantun dalam suara yang pernah menciptanya. Doa yang hanya bisa saya lihat, namun yang saya rasai ada ketulusan di dalamnya.

“Segala puji bagi Allah, yang awal tanpa yang awal sebelum-Nya, yang akhir tanpa akhir sesudah-Nya. Mahasuci Asma-Nya, Maha tampak anugerah-Nya.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya. Shalawat yang awalnya tidak terbatas, yang batasnya tidak berujung, dan akhirnya tidak berhingga.
Kali ini biarkan aku bernyanyi diantara hela nafas dalam tubuhku. Kali ini biarkan aku menggoreskan tinta emas bersama harapan dalam doa.

Hari ini, hari istimewa untukmu, hari terbaik diantara hari-hari yang paling baik, hari ini hari terindah untukmu. Hari paling bahagia, diantara semua hari yang membahagiakanmu.

Wahai sang Maha Penjaga, Pemurah, dan Pengasih .. aku memohon penjagaanmu untuk dalam setiap usianya. Kemudahan dalam setiap langkahnya. Kebaikan dan kasih sayang selalu penuhi kehidupannya.

Wahai sang Maha Pemberi Segala pinta, aku mohonkan kemurahanmu atas segala pintanya. Panjangkan umurnya dan kesuksesan selalu menyertainya. Aamiinn ..”

Doa yang indah, bukan ?

Doa ini merupakan pemberian dari seorang teman yang baik. Bukan, bukan baik dalam level standar. Saya berani menempatkan kebaikannya dalam level master. He-he-he ..

Entahlah, saya tahu saya bukan seorang pengamat doa yang baik. Namun saya selalu merasakan ada sebuah ketulusan dalam doa ini. Tahu kenapa ? Ah .. saya pun tidak mengetahui.

Yang saya ketahui, satu tahun kemarin itu pernah ada sebuah doa …

0 komentar

Dia Bilang, Aku Ciptaan-Nya Yang Terindah

14.54 Wib, masih di atas kasur milik adik kedua sambil menahan pipis

Dia bilang, Apa benar Allah mengirimkanmu untuk menjadi kekasihku ?

Aku  bilang, Apa benar Allah memang mengirimkanku ? Tak pernah aku berpikir hingga demikian.
Dia tak hiraukan dan masih melanjutkan sangkaannya ...

Apa benar Allah mengirimkanmu untuk menjadi kekasihku ? Menyertai langkah kakiku mengarungi arus nasib ke muara tuju. Apa benar kau kasih tercintaku ?

Aku hanya diam, tak bisa berkata sesuatu pun karena aku memang tidak bisa berkata apa-apa.

Jika memang kaulah perempuan itu, akan ku rapatkan hatiku ke hatimu. Tangan saling genggam, kaki sama langkah, bersamamu kusalin cerita ke dalam lagu nan syahdu.

Aku hanya terdiam .. tak menjawab. Menyimak dengan seksama yang ia ucapkan, tak berani memotong.

Apa benar Allah menciptamu sebagai pendampingku ? Akan ku hambakan diriku. Ku sujudkan keningku, ku nafaskan nama-Mu. Kau yang begitu indah. Perempuan anggun penghibur lara. Menarilah dalam jingkat perlahan, satu langkah satu langkah. Lentik jarimu gemulai menjelma sayap burung enggang. Aku mengikutimu sebagai naga langit terbang.

Aku masih diam mematung. Sungguh ia menggambarkan aku terlalu jauh .. sesuatu yang anggun dan dapat menari itu pasti bukan aku !

Apa benar Allah membelahmu dari satu jiwaku ? Karena ku lihat wajahmu terlihat wajahku, ku lihat diriku terlihat dirimu, dari jiwaku yang satu.
Kau ciptaan-Nya yang begitu indah. Tak mampu aku ungkapkan keindahanmu. Banyak kata yang tak mampu terucap akan keindahanmu. Cinta dan sayangmu yang tulus, membuat iman ini menggebu. Iman  kepada Yang Maha Kuasa. Bersyukur aku memiliki cinta dan sayang darimu, engkau ciptaan-Nya yang begitu indah. Kau begitu sempurna untukku.

Kau ciptaan-Nya yang begitu indah, senantiasa aku berdoa agar kita bisa menjadi satu. Dalam satu keutuhan cinta dan sayang. Betapa Allah menciptakanmu begitu indah.
Kau ciptaan-Nya yang begitu indah, selalu ku jaga cinta dan sayangmu, dalam satu kesetiaan, satu harapan, satu cinta dan sayang.

Cinta dan sayang yang hanya aku tujukan untukmu, engkau ciptaan-Nya yang begitu indah. Kan ku jaga selalu engkau ciptaan-Nya yang begitu indah. Telah ku temukan tulang rusukku yang hilang. Aku sangat bersyukur memiliki cinta dan sayangmu.

Betapa agung Dzat yang menciptakanmu dengan begitu indah.

Dan aku masih terdiam ketika Dia Bilang Aku Ciptaan-Nya Yang Terindah ..


0 komentar

Boleh aku bercerita tentang sesuatu ?

14.35 Wib, duduk di atas kasur milik adik kedua

Boleh aku bercerita tentang sesuatu ?
Jawablah .. Kenapa hanya diam ?
Ayo, bersuara ! Aku sungguh ingin bercerita ..
Hmm .. baiklah , aku anggap  diammu itu sebagai sebuah anggukan tanda sepakat. Ok ?
Ah ,, aku tak peduli  jika kau mengatai aku seorang yang egois. Aku hanya ingin bercerita tentang sesuatu.
Baiklah aku mulai saja ceritanya …
Bukan sebuah cerita yang penting untukmu .. hanya saja aku perlu untuk bercerita. Konon dengan bercerita dengan seorang teman maka akan menghilangkan setengah kesedihan, kegundahan, dan perasaan tidak enak lainnya dalam hidupmu .. yah, semoga !
Cukup ! Aku melewati batas kerangka untukku bercerita.
Aku hanya ingin bercerita bahwa di dunia ini, hmm .. ralat-ralat ..
Maksudku, di dalam hidupku aku telah dan hanya mengenal dua pria .. yah, hanya dua jenis pria..
Kenapa hanya dua ? Sebabnya karena hanya dua pria lah yang aku akui dalam catatan hidupku, tentunya setelah posisi pertama diraih oleh ayahku .. he-he
Cuma ada dua pria dalam hidupku. Kamu tahu siapa ?
Mari aku beritahu .. Pria itu adalah pria yang paling baik dan pria yang paling sabar.
Apa ? Kau tanya siapa namanya ?
Tak usahlah .. Aku khawatir kau malah menginginkan predikat yang telah diraih dua pria itu. Sudah, sudah jangan menuntut. Kau belum cukup syarat untuk dibandingkan dengan mereka.
Karena tak mudah kau menyesuaikan hidupmu dengan aku yang begitu absurd dan semrawut ini.
Tak mudah menyikapi segala kebodohan dan persoalan kekanak-kanakan yang sering ku buat.
Ku katakan padamu, sulit bagimu untuk menerima karakterku yang sulit ditebak dan semaunya ini. Akan jauh lebih sulit lagi, ketika kau tidak mengerti bagaimana aku bersikap, bagaimana aku menyalurkan amarahku, bagaimana aku mengekspresikan bentuk cinta yang aku rasa.
Cuma dua pria itu yang aku yakini mengerti aku. Setidaknya sampai saat aku menulis ceritamu ini.
Apa ?
Kau memintaku untuk menimbang siapa diantara mereka yang lebih aku suka ?
Bukan, bukan .. ini bukan sesuatu yang patut dibandingkan dan  kemudian aku pilih. Terlalu sulit bagiku dan tentunya bagimu.
Jika aku memberikan predikat paling baik padanya, itulah kenyataannya. Jika aku menempatkan posisinya sebagai yang paling sabar, memang itu yang aku yakini.
Kenapa kau banyak bertanya ? Aku hanya ingin bercerita tentang mereka. Jangan paksa aku untuk bercerita tentangmu. Kau tak masuk hitunganku. Ha-ha !
Bercanda kawan … jangan kau marah seperti itu .. tolong dengarkan aku ..
Kenapa kau menjadi diam ?
Masih Boleh aku bercerita tentang sesuatu ?


 
;